SEBAGAI SUAMI sudah selayaknya kita bekerja keras demi memenuhi kebutuhan keluarga. Bekerja selama 8 jam lebih setiap hari terkadang harus dijalani demi menuntaskan tanggung jawab sebagai seorang lelaki.
TAPI, bekerja keras saja tidak cukup kawan. Kamu masih harus membagi waktu dengan perempuan yang sudah kamu jadikan pendamping hidup. Di awal pernikahan mungkin kita masih bisa membagi waktu dengan baik, tapi seiring berjalannya waktu, seiring bertambahnya kebutuhan hidup dapat membuat para suami lupa, jika dia harus memberikan waktu luang untuk berkomunikasi dengan istrinya.
APALAGI jika kamu dan istri lagi menjalani program hamil. Akan sangat bahaya jika kamu terlalu fokus mencari nafkah. Memang benar kebutuhan secara finansial akan tercukupi, tapi apakah kamu pernah berfikir, apakah kondisi emosional dan psikologisnya baik - baik saja? Jangan sampai ini menjadi bom waktu, karena kurangnya komunikasi. Oleh sebab itu, mari belajar menjadi suami yang adil, sabar dan strong.
Peran Emosional Dan Psikologis Suami
Pengelolaan emosional dan psikologis yang terlalu buruk dapat menghambat program hamil. Pasalnya dapat mempengaruhi hormon - hormon yang mendukung proses kehamilan, contohnya Hormon Kortisol
Stres, terutama yang kronis, dapat memicu peningkatan produksi hormon kortisol (hormon stres). Kortisol yang berlebihan mengganggu keseimbangan hormon-hormon penting untuk ovulasi, seperti hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH). Ketidakseimbangan ini dapat mengganggu siklus ovulasi dan mengurangi peluang kehamilan.
Untuk itu, agar kita terhindar dari pengelolaan emosional dan psikologis yang buruk, mari kita sama - sama untuk :
Untuk Memberikan Dukungan Moral
Menjaga hubungan yang harmonis dan memberikan semangat pada istri. Kita tahu, bahwa semua keluarga pasti pernah mengalami yang namanya pertengkaran, ada kalanya rumah tangga tidak harmonis.
Dan itu wajar - wajar saja, karena itu adalah bumbu dalam rumah tangga, agar rumah tanggamu semakin harmonis. Segera perbaiki, selesaikan masalah secepatnya dan jangan lupa saling memberikan dukungan moral.
Untuk Mengatasi Stres Dan Tekanan
Bersama-sama mengelola ekspektasi dan tekanan terkait program hamil, baik dari keluarga maupun sosial. Menurut saya, ini menjadi salah satu penyebab pasangan suami istri baru mengalami stres dan tekanan.
Rencana kita memang selalu indah, tapi untuk mencapai keindahan tersebut banyak sekali rintangan. Seperti halnya seseorang yang mendaki gunung, untuk mencapai puncaknya harus melalui medan - berat dan berbahaya.
KUNCINYA, beribadah, berdoa, usaha dan jauhi warga yang kebanyakan nyinyir. Karena terkadang ada beberapa warga atau kerabat dekat yang malah membuat kita stres dan tertekan hanya dengan omongan yang keluar dari lidahnya.
Menciptakan Komunikasi Yang Terbuka
Membangun komunikasi yang baik untuk mengatasi rasa cemas atau ketakutan yang mungkin muncul selama proses program hamil.Apapun kondisinya, komunikasi adalah suatu hal yang sangat penting.
Terutama mengkomunikasikan program hamil, yang mana banyak sekali teori dan masukan dari dokter atau artikel tentang program hamil. Sehingga membuat kepala seseorang berpikir, bertanya - tanya. Maka lakukanlah komunikasi dengan baik, ceritalah dengan pasanganmu. Jangan pernah sekali kali bercerita di sosial media.
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari peran suami dalam mendukung keberhasilan program hamil adalah sebagai suami muda jangan terlalu fokus kerja untuk mencari nafkah. Istrimu butuh waktu berdua seperti waktu pacaran dulu. Jangan lupa ajaklah keluar rumah, jalan - jalan, jajan atau hal - hal kecil lainya yang bisa mencairkan menghilangkan rasa jenuh.
No comments:
Post a Comment